Cari Blog Lain

Jumat, 01 Oktober 2010

MEMBANGUN PENYULUH PERTANIAN PROFESIONAL MENUJU PELAYANAN PRIMA

Dewasa ini peran Penyuluh Pertanian semakin diperlukan oleh masyarakat seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam hal budidaya, pengolahan hasil, sampai dengan pemasaran hasil.
Sudah barang tentu seorang Penyuluh Pertanian harus bisa membekali serta mengembangkan diri dengan segala potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan akan bisa selalu exis dalam mengikuti perkembangan, selalu mengembangkan potensi diri hendaklah menjadi suatu kebiasaan yang selanjutnya akan menjadi budaya kerja yang mana merupakan suatu manajemen yang meliputi pengembangan, perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalam arti optimal, ekonomis dan memuaskan pelanggan (Pelayanan Prima).
Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya tahap Transformasi Nilai, dimana Transformasi dapat diartikan suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri kita pribadi karena memandang sesuatu pekerjaan, tujuan, lingkungan dan lain-lainnya. Proses perubahan tersebut merupakan aktualisasi nilai-nilai yang kita miliki untuk menyikapi sesuatu tersebut di atas, sehingga mampu melakukan tindakan yang lebih baik tergantung pada pertimbangan situasi dan kondisi yang relevan.
Dengan demikian Penyuluh Pertanian harus mempunyai pola pikir sebagai seorang leader bukan seorang follower, sehingga tertanam pada pola pikir Penyuluh Pertanian bahwasanya kerja sebagai ibadah, taat peraturan, meningkatkan kerja sama, tidak rentan terhadap perubahan, memberikan pelayanan yang terbaik, profesional, selalu meningkatkan kompetensi, bekerja sesuai peraturan yang berlaku.
Terdapat tujuh langkah dalam membangun Penyuluh Pertanian Profesional untuk menuju terciptanya pelayanan prima sebagai berikut :
  1. Menetapkan standar pelayanan publik,
  2. Menyediakan seluruh informasi pelayanan,
  3. Memperlakukan seluruh pelanggan secara adil,
  4. Unit-unit pelayanan harus mudah diakses oleh pelanggan dalam hal ini petani,
  5. Jika mengetahui terjadi “penyimpangan”, segera mengambil tindakan untuk upaya perbaikan,
  6. Menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien, 7. Selalu mencari pembaharuan dan peningkatan kualitas pelayanan.
Penyelenggaraan penyuluhan sebagai strategi terciptanya pelayanan prima adalah untuk dapatnya secara maksimal mengetahui dan memahami aspirasi dan kebutuhan petani beserta keluarganya sehingga dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya, melalui tiga sistem yang tertib, teratur dan partisipatif. (Sinta, 20/09/2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman